Mei 10, 2009

MAKALAH PERHOTELAAN

MAKALAH

PENGELOLAHAAN USAHA
&
PEMASARAN HOTEL

MAKALAH

PENGELOLAHAAN USAHA
&
PEMASARAN HOTEL











DISUSUN OLEH :









SMK PARIWISATA GEMA GAWITA

Jln. Perintis Kemerdekaan II Cikokol
Kota Tangerang Telp (021) 55790203
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan anugerah yang diberikan kepada kita, saya selaku penulis dapat menyelesaikan makalah perhotelan Adapun tujuan pembuat makalah ini bukan hanya bertujuan untuk menyelesaikan tugas namun lebih dari itu saya ingin agar orang – orang dapat mengetahui permasalah yang dihadapi oleh para pengusaha hotel selain itu juga saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian khususnya siswa/siswi Smk Pariwisata Gema Gawita

Saya selaku penulis merasa kalau tulisan saya bukanlah yang terbagus, maka dengan itu saya sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi tersusunnya makalah yang lebih baik lagi di masa depan
Jakarta, 10 Mei 2009

Siti Nurjanah
Penulis


























BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Manajemen Perhotelan
Tujuan

Pendidikan dan pengajaran Manajemen Perhotelan bertujuan menghasilkan sumberdaya manusia (lulusan) dengan tingkat kemampuan Yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

 Memahami dasar-dasar pengetahuan di bidang perhotelan, manajemen, dan akuntansi dalam praktek bisnis perhotelan;

 Mampu dan terampil mengelola administrasi manajemen hotel (pemasaran, keuangan, operasi, dan sumberdaya manusia) dengan menggunakan sistem informasi manajemen yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi;

 Mampu dan terampil melaksanakan pencatatan transaksi keuangan perhotelan sesuai dengan standar yang berlaku, terampil menyusun laporan keuangan dan laporan informasi lain untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan di bidang perhotelan;

 Mampu berkomunikasi secara profesional dan memiliki pribadi yang unggul sebagai pendudkung profesionalismenya.

1.2 Konsep dan Definisi
WISATAWAN
Definisi wisatawan ini ditetapkan berdasarkan rekomendasi International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO). Wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua belas) bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Terminologi ini mencakup penumpang kapal pesiar (cruise ship passenger) yang datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam.

HOTEL
Hotel adalah suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian banguna yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Ciri khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang dikelola langsung di bawah manajemen hotel tersebut. Kelas hotel ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda).
Hotel Berbintang
Suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian banguna yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran, dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda). Persyaratan tersebut antara lain mencakup:
• Persyaratan Fisik, seperti lokasi hotel, kondisi bangunan.
• Bentuk pelayanan yang diberikan (service).
• Kualifikasi tenaga kerja, seperti pendidikan, dan kesejahteraan karyawan.
• Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti lapangan tenis, kolam renang, dan diskotik.
• Jumlah kamar yang tersedia.
Akomodasi Lainnya
suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disedikan secara khusus, di mana setiap orang dapat menginap dengan atau tanpa makan dan memperoleh pelayanan serta menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Akomodasi lainnya meliputi: hotel melati yaitu hotel yang belum memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang ditentukan oleh Diparda, penginapan remaja, pondok wisata, dan jasa akomodasi lainnya.
• Hotel Melati/ Losmen/ Penginapan
usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan umum yang dikelola secara komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bagian bangunan.
• Penginapan Remaja
usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang ditujukan bagi remaja sebagai akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi, memperluas pengetahuan/ pengalaman dan perjalanan.
• Pondok Wisata
usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum dengan pembayaran harian yang dilakukan secara individual dengan menggunakan sebagian dari tempat tinggalnya.
• Jasa Akomodasi Lainnya
usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang tidak termasuk pada hotel melati, penginapan remaja dan pondok wisata misalnya wisma.
Tingkat Penghunian Kamar Hotel adalah banyaknya malam kamar yang dihuni dibagi dengan banyaknya malam kamar yang tersedia dikalikan 100%.
Tingkat Penghunian Tempat Tidur adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya malam tempat tidur yang tersedia dikalikan 100%.
Rata-rata Lama Tamu Menginap adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya tamu yang menginap di akomodasi tersebut. Rata-rata lama tamu mennginap ini dapat dibedakan antara tamu asing dan tamu dalam negeri.

a. Rata-rata Lama Tamu Asing Menginap
Banyaknya malam tempat tidur oleh tamu asing dibagi dengan banyaknya tamu asing yang menginap.

b. Rata-rata Lama Tamu Dalam Negeri
Banyaknya malam tempat tidur oleh tamu dalam negeri dibagi dengan banyaknya tamu dalam negeri yang menginap.
Perbandingan Tamu Asing dan Tamu Dalam Negeri adalah perbandingan antara presentase tamu asing dari seluruh tamu dan presentase tamu dalam negeri dari seluruh tamu.
Rata-rata Tamu Per Kamar (GPR) adalah perbandingan antara banyaknya malam tamu atau malam tempat tidur dengan banyaknya malam kamar yang dihuni.
Penjelasan:
GPR = 1,43 berarti bahwa rata-rata kamar yang terjual dihuni oleh 1,43 orang.
Catatan :
1 malam kamar = 1 kamar x 1 malam
1 malam tempat tidur = 1 tempat tidur x 1 malam
1 malam tamu = 1 tamu x 1 malam.
Sumber: Statistik Indonesia








BAB II

STATISTIK

2.1 Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara (Wisnus)
TAHUN WISNUS
(000 orang) PERJALANAN
(000 orang) RATA-RATA
PERJALANAN TOTAL PENGELUARAN
(Trilyun Rp) PENGELUARAN
PER PERJALANAN
(Ribu Rp)

2001 103.884 195.770 1,88 58,71 324,58
2002 105.379 200.589 1,90 68,82 343,09
2003 110.030 207.119 1,88 70,87 373,56
2004 111.353 202.763 1,82 71,70 373,85
2005 112.701 213.303 1,89 74,72 394,43
2006* 114.391 216.503 1,92 78,67 400,35
2007** 116.107 219.751 1,95 79,85 406,35

• Angka sementara
** Angka sangat sementara
Catatan: Pengeluaran per perjalanan adalah rata-rata tertimbang dari setiap provinsi
Sumber: Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (P2DSJ)










2.2 Statistik Kunjungan Wisatawan di Indonesia 2000 - 2007
TAHUN JUMLAH
WISATAWAN
MANCANEGARA RATA-RATA PENGELUARAN
PER ORANG (USD) RATA-RATA LAMA TINGGAL
(HARI) PENERIMAAN
DEVISA
(JUTA USD)
PER
KUNJUNGAN PER
HARI
2000 5.064.217 1.135,18 92,59 12,26 5.748,80
2001 5.153.620 1.053,36 100,42 10,49 5.396,26
2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.305,56
2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02
2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88
2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89
2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98
2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98
Sumber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia









2.3 Pekerja Usaha Akomodasi 2004
Propinsi Jenis Pekerjaan Total

Direktur Utama Direktur Manajer Asisten Manajer Penyelia Teknisi Administrasi lainnya
01. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 50 56 59 36 57 80 131 368 837
02. SUMATERA UTARA 75 143 663 300 1,373 1,591 1,239 4,194 9,578
03. SUMA TERA BARAT 81 75 182 60 295 533 267 1,089 2,582
04. R I A U 194 184 626 410 1,258 2,706 1,509 7,145 14,032
05. JAM B I 52 41 103 48 74 267 150 666 1,401
06. SUMATERA SELATAN 80 78 204 105 401 553 466 1,769 3,656
07. BENGKULU 25 27 49 18 38 100 111 247 615
08. LAMPUNG 54 39 152 46 94 268 260 1,053 1,966
09. KEP. BANGKA BELITUNG 23 22 53 24 50 353 103 400 1,028
10. D.K.I. JAKARTA 149 304 1,272 1,227 3,998 9,955 3,353 16,187 36,445
11. JAWA BARAT 288 337 1,349 812 2,692 7.610 3,239 10,505 26,832
12. JAWA TENGAH 156 245 798 307 960 4,675 1,591 5,149 13,881
13. D.I. YOGYAKARTA 186 133 793 266 795 1,866 1,194 3,204 8,437
14. JAWA TIMUR 284 282 1,348 626 1,796 4,606 2,019 10,006 20,967
15. BANTEN 41 69 189 135 505 1.150 490 1,892 4,471
16. BALI 109 307 2,762 1,673 4,932 12,701 4,454 19,425 46,363
17. NUSA TENGGARA BARAT 33 88 316 112 449 907 464 2.090 4,459
18. NUSA TENGGARA TIMUR 52 98 149 29 66 201 192 805 1,592
19. KALIMANTAN BARAT 78 52 142 60 372 461 372 1,022 2,559
20, KALIMANTAN TENGAH 48 86 67 16 29 251 272 423 1,192
21. KALIMANTAN SELATAN 48 52 132 62 221 345 293 987 2,14
22. KALIMANTAN TIMUR 125 117 302 140 759 1,283 958 2,777 6,461
23. SULAWESI UTARA 19 36 102 66 110 262 465 1,075 2,135
24. SULAWESI TENGAH 51 52 125 35 62 142 155 378 1.000
25. SULAWESI SELATAN 164 155 358 251 580 815 844 2,855 6,022
26. SULAWESI TENGGARA 50 50 120 19 64 244 163 314 1,024
27. GORONTALO 17 15 21 2 1 13 44 140 253
28. MAL U K U 11 8 75 22 58 101 97 306 678
29. MALUKU UTARA 9 4 39 10 22 50 66 144 344
30. PAPUA 47 39 86 57 203 325 310 1,28 2,095
INDONESIA 2,599 3,194 12,636 6,974 22,314 54,414 25,271 97,643 225,045




2.4 Rata-rata Lama Tamu Menginap di Hotel Tahun 2003-2004
P R O P I N S I K E L A S H O T E L SELURUH KELAS
BINTANG 5 BINTANG 4 BINTANG 3 BINTANG 2 BINTANG 1 HOTEL
2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004
01. NANGGROE ACEH DARUSSALAM - - - - 2,93 1,64 2,91 2,35 2,74 2,95 2,81 2,50
02. SUMATERA UTARA 2,02 4,92 1,06 1,15 1,26 1,40 1,28 1,33 1,06 1,15 1,19 1,31
03. SUMA TERA BARAT - - 1,79 1,55 1,55 1,20 1,76 1,35 1,61 1,65 1,67 1,48
04. R I A U 4,95 1,75 1,82 1,63 1,49 1,28 1,44 1,49 1,13 1,20 1,39 1,35
05. JAM B I - - 1,35 1,53 1,15 1,16 1,02 1,05 1,34 1,56 1,22 1,34
06. SUMATERA SELATAN - - 2,02 1,48 1,80 1,16 2,07 2,06 2,05 4,05 1,95 1,73
07. BENGKULU - - - - 2,23 1,64 1,46 1,01 2,86 2,02 2,19 1,66
08. LAMPUNG - - 1,45 1,64 1,45 1,32 2,16 3,18 1,70 2,15 1,54 1,56
09. KEP. BANGKA BELITUNG - - 1,54 2,22 1,62 2,15 1,20 1,63 1,56 1,83 1,53 1,90
10. D.K.I. JAKARTA 2,73 2,61 1,91 1,84 1,81 1,76 1,59 1,48 1,43 1,38 1,89 183
11. JAWA BARAT 1,57 1,37 1,33 1,39 1,62 1,54 1,26 1,26 1,03 1,02 1,38 1,36
12. JAWA TENGAH 2,01 1,74 1,53 1,24 1,46 1,54 1,41 1,49 1,33 1,37 1,44 1,41
13. D.I. YOGYAKARTA 2,45 2,18 1,94 1,71 1,45 1,16 1,73 1,62 2,15 1,92 1,95 170
14. JAWA TIMUR 2,08 1,76 1,63 2,22 1,48 1,55 1,56 1,52 1,64 1,65 1,66 1,75
15. BANTEN 1,55 2,04 1,11 1,11 1,49 1,07 1,21 1,29 1,14 1,32 1,33 1,37
16. BALI 3,49 3,27 3,24 3,18 2,92 3,17 3,99 3,19 1,99 1,39 3,33 318
17. NUSA TENGGARA BARAT 2,83 3,46 2,95 2,30 2,18 1,87 2,68 2,29 2,32 1,92 2,45 2,19
18. NUSA TENGGARA TIMUR - - - - 2,07 1,53 2,96 1,97 3,96 2,98 2,74 1,97
19. KALIMANTAN BARAT - - - - 1,65 1,96 1,45 1,43 2,08 1,53 1,60 1,72
20, KALIMANTAN TENGAH - - - - - - 2,12 2,01 - 2,53 2,12 2,25
21. KALIMANTAN SELATAN - - 2,90 2,61 1,72 1,67 1,49 1,51 1,12 1,36 1,65 1,65
22. KALIMANTAN TIMUR - - 1,66 1,56 1,63 1,53 3,95 3,18 1,66 1,52 1,84 169
23. SULAWESI UTARA - - 1,52 1,74 2,08 1,93 2,25 2,17 1,76 1,26 1,85 1,76
24. SULAWESI TENGAH - - - - - - 2,03 1,54 5,06 5,11 2,35 1,98
25. SULAWESI SELATAN - - - - - - 1,77 1,78 2,05 1,72 1,84 179
26. SULAWESI TENGGARA 2,01 2,09 1,71 1,60 1,91 1,75 - - 1,61 1,70 1,61 1,70
27. GORONTALO - - - - - - - - - - - -
28. MALUKU - - - - 3,04 3,19 1,81 2,14 3,79 4,19 3,30 3,66
29. MALUKU UTARA - - - - - - 1,67 2,49 3,94 1,09 1,83 2,26
30. PAPUA - - 1,21 1,13 2,26 3,12 7,60 2,72 2,31 1,91 2,19 2,23
I N D O N E S I A 2,53 2,30 1,72 1,72 1,68 1,60 1,54 1,52 1,44 1,49 1,71 1,68




BAB III

PERMASALAHAN
&
PENYELESAIAN

3.1 MASALAH
Industri perhotelan terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia usaha, ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada di Indonesia dengan berbagai klasifikasi baik regional maupun internasional. Dalam industri perhotelan saat ini sedang dihadapkan pada persaingan yang ketat, maka sebuah hotel harus mampu memiliki service of excellent atau harus mampu merebut hati konsumen karena hanya hotel yang memiliki service of excellent yang akan mampu memenangkan persaingan. Industri perhotelan pada dasarnya merupakan industri jasa penginapan yang memadukan usahanya melalui penjualan produk nyata hotel (tangible product) dengan jasa pelayanan (intangible product).

Dalam bisnis perhotelan banyak hal yang ditawarkan kepada tamu yang datang, berupa penawaran jasa fasilitas yang dimiliki suatu hotel. Jasa yang ditawarkan secara nyata oleh hotel (tangible product) diantaranya seperti jasa pelayanan sewa kamar hotel, pelayanan makanan dan minuman, bar, gerai fast food, guest house, laundry dan dry cleaning, rekreasi keluarga, dan kebugaran. Selain itu, hotel juga menjual jasa pelayanan (intangible product) seperti keramahan, sopan santun, kecekatan, kecepatan, dan kemudahan. Jasa-jasa tersebut ditawarkan oleh hotel agar dapat memberikan kepuasan bagi para tamu dan pengunjung secara menyeluruh.

Kemajuan sebuah hotel sangat ditentukan oleh tingkat hunian kamar yang menyatakan suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah kamar terjual, jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang mampu untuk dijual. Sehingga manajemen hotel harus memperkirakan prosentase hunian kamar, jangan sampai kamar yang terjual kurang dari kapasitas kamar yang tersedia untuk dijual. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam bisnis perhotelan adalah bagaimana kita dapat mengetahui kebiasaan tamu membeli (customer buying behavior) dalam memenuhi kebutuhannya, misalnya saja bisa dilihat dari bagaimana tamu menentukan komitmen finansialnya, dan alasan tamu mnginap serta dari daftar riwayat tamu (guest history).









3.2 PENYELESAIAN

Promosi merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran pariwisata sehingga dalam kegiatan pariwisata promosi tidak bisa berjalan sendiri dan terpisah dari indikator-indikator bauran pemasaran pariwisata yang lainnya. Secara keseluruhan bauran promosi pariwisata mencakup produk (product), harga (price), promosi (promotion), sistem distibusi (place), kerjasama (partnership), pengemasan paket wisata (packaging), program kegiatan wisata (programming), penampilan objek subjek pariwisata (performance), dan sumber daya manusia (people). Seluruh indikator bauran pemasaran pariwisata tersebut harus bersinergi dalam kegiatan pariwisata agar memperoleh hasil pemasaran pariwisata yang optimal.
Dengan promosi sebuah hotel dapat memperkenalkan hotel nya pada masyarakat, dengan tujuan agar hotel yang dikelola dapat pelanggan yang cukup banyak, tapi itu saja tidak cukup sebuah hotel juga harus sering membuat sebuah event sebagai salah satu daya tarik para tamu, karena kita sama – sama tahu sebuah acara dapat memiliki daya tarik, namun itu saja tidak cukup seperti yang sudah saya tulis diatas hotel juga harus memberikan discount pada para tamunya.
Layanan yang prima merupakan salah satu strategi dalam memberikan kepuasan pada pelanggan karena kepuasan pelanggan merupakan hal yang penting dalam persaingan bisnis. Banyak perusahaan berusaha meningkatkan kualitas layanannya untuk memenuhi harapan dan kepuasan para pelanggannya. Kualitas layanan sangat terkait erat dengan service performance (kemampuan seseorang dalam memberikan layanan). Oleh karena itu, perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang terdidik agar mampu merealisasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan service performance
Para tamu melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis maupun berlibur dan mereka bisa memperoleh manfaat dari akses nirkabel berkecepatan tinggi yang aman di dalam area hotel untuk mengakses berbagai layanan seperti e-Mail, percakapan suara, data dan percakapan video, selain fax, telepon dan berbagai aplikasi korporat seperti Customer Relationship Management (CRM) dan Enterprise Resources Planning (ERP). Dengan solusi ini, layanan online eksternal bisa diperbaiki dan dapat digunakan untuk mengelola hubungan dengan konsumen melalui contact centers. Dengan solusi CRM ini, jaringan hotel dan resort dapat mengintegrasikan kemampuan penjualan, pemasaran, dan pelayanan untuk memastikan pengalaman pelanggan yang memuaskan melalui berbagai aplikasi- in person, telepon, web, chat, fax, dan e-Mail.

BAB IV

TIPS


Memilih Travel Agent yang Baik
Jika Anda akan bepergian dengan menggunakan jasa agen perjalanan atau travel, pastikan bahwa agen yang dipilih merupakan yang terbaik.karena industri travel yang berkembang pesat tidak hanya membuat usaha di bidang itu sangat kompetitif tetapi juga melahirkan agen-agen nakal yang tega menipu konsumen, entah janji tidak sesuai kenyataan atau uang Anda dibawa kabur. Jika salah pilih, niat Anda semula untuk menghemat waktu, uang, dan bebas frustrasi dengan menggunakan jasa agen malah akan berbuah sebaliknya.
Lalu bagaimana caranya agar Anda dapat menemukan agen yang baik, kompeten, dan profesional? Pilihlah agen perjalanan seperti memilih dokter atau lawyer untuk keperluan Anda. Dapatkan nasihat teman dan kerabat yang menggunakan agen perjalanan yang mereka percaya. Karena jenis pilihan perjalanan (seperti perjalanan keluarga, berkelompok/grup, petualangan, ekoturisme) merupakan keputusan personal yang mencerminkan hasrat dan gaya hidup, Anda mungkin harus mengunjungi atau menelepon sejumlah agen perjalanan untuk menemukan satu yang terbaik yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Saat berkunjung ke kantor agen, pertimbangkan segala sesuatu mulai dari tampilan kantor sampai dengan cara mereka mendengar serta menjawab pertanyaan Anda. Agen yang baik akan berusaha membangun hubungan jangka panjang dengan klien, tidak semata mengejar sebuah transaksi di depan mata. Pastikan Anda mendapat informasi yang jelas tentang agen tersebut, dapatkan profil usahanya, serta jenis jasa layanan yang tersedia.
Apa faktor menentukan dalam memilih agen? Selain kesan awal tentang kantor, cara mereka menanggapi kebutuhan Anda, pastikan bahwa agen yang Anda pilih punya jaringan kuat dengan industri pariwisata pada umumnya seperti dengan asosiasi agen perjalanan, maskapai penerbangan, jaringan hotel, kereta api, kapal pesiar, tur operator, atau perusahan rental mobil. Agen yang berjaringan luas mencerminkan agen tersebut kredibel. Dengan dukungan jaringan yang dimilikinya agen pun dapat menawarkan banyak pilihan serta informasi harga untuk Anda. Industri travel bertumbuh kompetitif. Agen perjalanan biasanya meningkatkan kualitas serta jenis layanan yang mereka tawarkan.
Tanyakan apa layanan spesial yang mereka tawarkan untuk Anda. Agen perjalanan dapat mengatur semua jenis perjalanan domestik ataupun internasional, dari hotel dan resor sampai tiket pesawat maupun transportasi darat, termasuk kebutuhan untuk rental kendaraan atau paket tur. Mereka juga menyediakan bantuan untuk aplikasi asuransi perjalanan, paspor dan visa, berbagai macam prosedur serta keperluan lain bagi para turis asing.
Banyak agen perjalanan yang punya layanan bebas pulsa, ruang pertemuan, insentif perjalanan dan lain-lain. Jika Anda masih ragu dengan agen yang hendak pilih, tanyakan tentang latar belakang profesional agen tersebut. Agen berpengalaman dan profesional biasanya telah mengikuti berbagai pelatihan seperti pelatihan manajemen bisnis, pelatihan travel dan turisme atau geografi, serta memiliki sertifikat yang menunjukkan adanya penghargaan atau apresiasi dari lembaga-lembaga profesi. Tentu saja penting bersikap hati-hati tetapi tidak perlu terlampau kuatir. Di luar sana ada banyak agen perjalanan yang baik.