Maret 29, 2009

Magnetic Magic




Merupakan pengabungan unsure magnetic + zat perangsang tumbuh + supplement + O2
Yang dikomposisikan secara tepat & akurat. Sehingga zat-zat yang terkandung didalamnya sangat membantu tanaman mendapatkan makanan yang benar-benar dibutuhkan, dan zat perangsangnya + O2 nya dapat mempercepat, mempermudah terjadinya proses fotosintesis pada tanaman, sehingga tanaman yang menggunakan M2 cenderung mempunyai sifat autotrof (menyusun makanannya sendiri) serta berkembang lebih pesat dibandingkan tanaman pada umumnya / yang tidak menggunakan M2.
Telah melalui proses/teruji :
Laboratorium, eks elompok, serta penguraian secara induktif & deduktif.



KET :
1. M2 + air biasa
2. M2 yang banyak naik ke akar
3. kertas saring 1 mulai dipenuhi zat M2
yang berusaha menembus kertas dan
naik ke akar
4. terjadi pengikatan M2 pada akar
5. kertas saring 2 terjadi kristalisasi dan
endapan : Ni, Zn, Caclo3, dll, zat yang
terkandung dalam air biasa dan tidak
dibutuhkan.

INDIKASI / KEGUNAAN :
1. Membantu & mempercepat proses penguraian serta fotosintesis secara sempurna.
2. merangsang pertumbuhan akar, batang, daun, & buah secara kronolog siklus
3. mempercepat pertumbuhan dan menyuburkan tanaman
4. memenuhi kebutuhan gizi pada tanaman yang kekurangan gizi / tidak sehat.
5. untuk aglonema & anthorium dapat mempercepat pertunasan baru & pembuahan
6. pemakaian secara rutin & teratur cenderung bersifat makrofil (daun-daun dengan ukuran besar) / buah yang besar.
7. memberi efek segar & cerah pada daun / tanaman.
8. mempercepat proses jadi pada tanaman bonsai
9. mengurangi stress pada tanaman akibat perpindahan tempat / pergantian media tanam
10. meningkatkan daya tumbuh untuk penanaman bibit.
ATURAN PAKAI :

 penyemprotan dengan spray pada daun pagi & sore (tempat panas) tempat teduh cukup 1x pagi / sore.
 Tuangkan 1 -3 tutup M2 1x/hari pada poros tengah batang.

• Penyiraman media total hingga soros (cairan M2 tembus / keluar melalui celah lubang pot).
Untuk penghematan awali penyiraman media total dengan air biasa pada daun, batang, dan akar hingga tembus melalui celah lubang , ulangi pemakaian tersebut dengan menyemprotkan M2 dengan spray pada daun, batang, dan untuk akar siram M2 hingga soros.

• Penyiraman media total menurut jenis tanaman.
1. Aglonema, Anthorium, Adenium, Kaktus, Blanceng, Meranti, Bromelia 3x hari 1x
2. Tanaman hias Bunga, Puring, Bonsai, Dll 2 hari 1x
3. Tambu lampot / pohon buah : 1 x 1 hari
4. Tanaman air tuangkan 2 – 4 tutup M2 / 4 hari
5. Penanaman bibit : rendam bibit 5 – 10 menit dengan M2, siram media hingga soros dengan air + M2, semprot media dengan spray setiap hari untuk menjaga kelembaban dan penyediaan cadangan makanan.

TIPS :

• Untuk mendapatkan hasil sempurna penyemprotan / penyiraman media gunakan M2 murni (tanpa campuran air) / setidaknya 1 : 1 (1 botol M2 : 1 botol air), 2 -4 minggu akan terlihat perubahan yang berarti.
• Untuk pohon buah / tanaman besar lainnya yang tertanam langsung ke tanah siramkan pohon dengan air hingga soros dan benar-benar merata basanya, lalu siramkan 1 : 5 (1 botol M2 : 5 liter air) siram pada pangkal batang dan radius 30cm hingga 1 meter dari pangkal batang







JAMINAN MUTU DAN SEGALA KEBAIKAN PRODUK YANG KAMI TAWARKAN UNTUK TANAMAN KESAYANGAN ANDA, TERIMA KASIH SERTA PUJI SYUKUR TUHAN ATAS TERCIPTANYA M2 DAN KEPERCAYAAN ANDA UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK M2.




MERAWAT, MEMELIHARA, & MENYAYANGI TANAMAN :
ADALAH PENCERMINAN KEPRIBADIAN & KEPEDULIAN KITA KEPADA LINGKUNGAN, SERTA SALAH SATU CARA UNGKAPAN SYUKUR KITA PADA SANG PENCIPTA & MERUPAKAN BENTUK PERWUJUDAN IBADAH KITA PADA TUHAN.











Read More...

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap kemampuan Matematika siswa dan mengetahui ada tidaknya pengaruh sikap dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap kemampuan matematika siswa.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP St. Bernardus Madiun dan karena jumlah siswa kelas VII SMP St. Bernardus Madiun tidak banyak maka semua populasi dijadikan sampel. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran, sikap siswa dan kemampuan matematika siswa. Sedangkan alat pengumpul data berupa lembar observasi, lembar angket sikap dan soal tes kemampuan matematika siswa.

Hasil dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran tidak mempengaruhi kemampuan matematika siswa.
2. Ada hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran dengan kemampuan matematika.
Kata kunci : Pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sikap siswa dan kemampuan matematika.

I. Pendahuluan
Menurut Dimyati (2002:295) belajar merupakan proses melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Anggapan siswa bahwa mata pelajaran Matematika adalah “teori “, ungkapan tersebut juga benar, tetapi bukan teori belaka tanpa ada maksud/tujuan. Bahwa teori adalah hal penting, juga diungkapkan oleh S. Nasution (1996:3), teori merupakan alat science yang penting sekali. Fungsinya antara lain :
1. Teori mengarahkan perhatian.
2. Teori merangkum pengetahuan.
3. Teori meramalkan fakta.

Pada dasarnya, matematika adalah pemecahan masalah karena itu, matematika sebaiknya diajarkan melalui berbagai masalah yang ada disekitar siswa dengan memperhatikan usia dan pengalaman yang mungkin dimiliki siswa.

Berdasarkan tujuan/keinginan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika dan meminimalkan anggapan-anggapan negatif terhadap matematika yang membuat para ahli pendidikan matematika di Indonesia berupaya mencari terobosan baru menemukan metode pembelajaran matematika lain dengan mengacu pada pengalaman di negara lain dan dengan melihat karakteristik yang dimungkinkan dapat diujicobakan juga di Indonesia.

Ada 3 pendekatan yang cukup mendasar, yaitu “pemecahan masalah” atau “problem solving” yang mendapat keutamaan di Jepang, “contextual teaching and learning” ataupun “connected mathematics” yang mulai dilaksanakan di sebagian Amerika dan “Realistic Mathematics Education” yang sudah melalui proses ujicoba dan penelitian lebih dari 25 tahun di Belanda.(R.Soedjadi,2001).

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP St. Bernardus Madiun?
2. Apakah ada pengaruh sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP St. Bernardus Madiun ?

Adapun tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP St. Bernardus Madiun.
2. Mengetahui ada tidaknya pengaruh sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP St. Bernardus Madiun.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :
1. Menemukan langkah-langkah pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang lebih sesuai dengan kondisi yang ada di SMP St. Bernardus Madiun.
2. Memberikan pengalaman baru tentang model pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari.

II. Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian
Adapun alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

populasi


sampel

Kesimpulan
Kesimpulan

Peneliti dengan dibantu guru matematika mengadakan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik di kelas dengan garis besar tahapan sebagai berikut :
1. Sebelum memulai pembelajaran matematika realistik, diawali dengan pembagian kelompok siswa dengan metode Jigsaw, yaitu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kemampuan yang seimbang.Selanjutnya, setiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya yang nanti masuk ke kelompok ahli.
2. Diawali dengan masalah kontekstual (sebagai karakteristik dalam pembelajaran matematika realistik), dilakukan untuk siswa keseluruhan atau kelompok siswa, dengan soal yang berbeda-beda sesuai jumlah anggota kelompok, sebagai awal dalam pembelajaran tentang Sistem Persamaan Linier satu variabel, misalnya : Ali membeli satu kue tar dengan harga Rp. 9.000. Harga itu setelah mendapat potongan 25 % . Berapakah harga satu kue tar tanpa potongan ?
3. Memberi pause/berpikir sejenak pada siswa untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Siswa dalam kelompok yang berbeda dengan soal yang sama berkumpul menjadi satu kelompok untuk membahas permasalahan yang sama.
5. Peneliti/guru berkeliling dan mengamati pekerjaan siswa serta memberikan petunjuk seperlunya.
6. Setelah selesai berdiskusi, siswa kembali ke kelompoknya masing-masing untuk mengadakan diskusi keseluruhan.
7. Selanjutnya, setiap kelompok menyajikan hasil pekerjaan kelompoknya. Kemudian bersama-sama merumuskan konsep atau kesimpulan.
8. Setelah semua proses pembelajaran dengan pendekatan realistik dilaksanakan beberapa kali, diadakan tes dan dikerjakan sendiri oleh masing-masing siswa.
9. Kemudian hasil tes dievaluasi dan dianalisis untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang Sistem Persamaan Linier Satu Variabel dengan menggunakan pendekatan realistik.
10. Membuat angket untuk mendapatkan informasi tentang sikap siswa terhadap ujicoba pembelajaran matematika realistik yang dipadu pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Satu Variabel.

B. Populasi , Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP St. Bernardus Madiun. Karena jumlah populasi tersebut tidak terlalu banyak, maka semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian ini.

C. Jenis Data dan Alat Pengumpul Data
Data yang akan diperoleh dari penelitian ini berupa hasil observasi dalam pembelajaran, sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika realistik yang dipadu tipe jigsaw dan hasil prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika realistik tersebut yang berupa skor tes.

Adapun untuk memperoleh data sebagaimana yang dimaksud, peneliti menggunakan lembar pengamatan (observasi) di kelas selama proses pembelajaran matematika realistik, lembar angket dan soal tes.

D. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa skor (nilai) dari hasil pengerjaan siswa pada tes kemampuan matematika siswa pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Satu Variabel dan Sistem Pertidaksamaan Linier Satu Variabel yang terlibat dalam penelitian dan skor angket sikap siswa dalam pembelajaran Matematika realistik yang dipadu pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistika dan uraian berbentuk naratif. Untuk analisis secara statistika, jenis statistika yang dipilih adalah statistik deskrptif dan digunakan uji –t , dengan mengetahui terlebih dahulu syarat-syarat penggunaan uji- tersebut.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS 10, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Dalam penelitian ini, pengujian normal tidaknya distribusi data akan digunakan uji Shapiro Wilks dan Lilliefors (atau Kolmogorov Smirnov) (Santoso, 2003:152). Jika sampel yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal, maka langkah pengujian dilanjutkan dengan uji homogenitas (kesamaan varians). Jika sampel yang diperoleh bukan berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan statistik non parametrik.
Dalam Santoso (2003:168), penjelasan untuk output Test of Normality sebagai berikut :
Pedoman pengambilan keputusan :
 Nilai Sig. Atau Signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, Distribusi adalah tidak normal (simetris).
 Nilai Sig. Atau Signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, Distribusi adalah normal (simetris).
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu uji Levene (Levene Test).

Sedangkan untuk hasil uji homogenitas (output test of Homogenity of Variance), pedoman
pengambilan keputusannya sebagai berikut :
 Nilai Sig. Atau Signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama.
 Nilai Sig. Atau Signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.
2. Menguji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis perbedaan kemampuan Matematika siswa, dibagi :
a. sampel berdistribusi normal
Uji yang digunakan adalah uji –t atau uji Chi-Square.
Hipotesis untuk kasus tersebut :
H0 : Tidak ada perbedaan antara kemampuan Matematika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
H1 : Ada perbedaan antara kemampuan Matematika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Dasar pengambilan keputusan :
Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H%



Read More...

Maret 23, 2009

KAMUS SOSIOLOGI

Kamus sengaja saya buat untuk teman – teman yang ingin tahu tentang ilmu sosiologi, besar harapan saya ini dapat menbantuNO ISTILAH PENGERTIAN

1



2



3


4





5


6



7

8

9

10


11


12


13


14


15



16



17


18

19


20

21

22

23


24

25


26


27



28


29


30


31

32


33

34


35

36



37


38

39

40


41


42


43


44


45



46


47

48


49


50


51


52



53


54


55


56


57


58

59


60

61


62


63


64



65



66




67


68


69



70

71




72


73



74


75


76

77


78


79

SOSIOLOGI



ANTROPOLOGI



ANTROPOLOGI LINGUISTIK

ETNOLOGI





ILMU PENGETAHUAN MURNI

ILMU PENGETAHUAN TERAPAN


ETNOGRAFI

NILAI KEBENARAN

NILAI KEINDAHAN

NILAI MORAL


NILAI KEAGAMAN (RELIGIOSITAS)

TATA CARA (USAGE)


PROSES PELEMBAGAAN (INSTITUSIONALISASI)

PROSES INTERNALIZED
( INTERNALISASI )

NORMA SOSIAL



ADAT (CUSTOMS)



SOSIALISASI


KELUARGA

GENG


MEDIA MASA

SOSIALISASI PRIMER

SOSIALISASI SEKUNDER

PROSES DESOSIALISASI


RESOSIALISASI

KEPRIBADIAN


BASIC PERSONALITY STRUCTURE

CAPITAL PERSONALITY



FASE PERTAMA


FASE KEDUA


FASE KETIGA


SIKAP ATTITUDE

TAHAP GENERALIZED OTHER

MATERIALISME

KHALAYAK


KOMUNIKASI VERBAL

WATAK



SUPER EGO


EGO

AGRESIF

PENYIMPANGAN


PENYIMPANGAN PRIMER

PENYIMPANGAN SEKUNDER

PENYIMPANGAN INDIVIDU

PENYIMPANGAN KELOMPOK

PENYIMPANGAN SITUASIONAL


PENYIMPANGAN SISTEMATIK

ANTI SOSIAL

PENYIMPANGAN POSITIF

PENYIMPANGAN NEGATIF

KOMFORNITAS


INOVASI


RITUALISME



RETRETISM


REBELLION


PENYIMPANGAN SEKSUAL

TINDAKAN KRIMINAL


DELINQUENCY


BROKEN HOME

HOMO SEKSUAL


TRANSEKSUAL

SODISME


SODOMASOKISME


EKSIBISME


VOYEURISME



FETISHISME



REJECTING




IGNORING


ISOLATING


TERORIZING



CORRUPTING

MASALAH SOSIAL




INTERAKSI SOSIAL


MASYARAKAT



NILAI


STRUKTUR SOSIAL


SOSIOLOG

SAKSI


NILAI SOSIAL


RELIGIOSITAS
Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masyarakat seperti halnya antropologi dan ilmu-ilmu social yang lain.
( Socious = Teman, Logos = Kata ).

Ilmu yang berasal dari catatan para musafir Eropa tentang hal-hal pada bangsa-bangsa yang mereka jumpai dalam pengembaraan mereka.
( Anthropus = Manusia, Logos = Ilmu ).

Suatu ilmu yang asalnya bersangkutan erat dengan ilmu Antropologi, Prehistoris dan Arkeologi.

Ilmu yang mencoba mencapai pengertian mengenai azas-azas manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebuadayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada masa sekarang ini.
( Ethnos = bangsa, Logos = Ilmu )

( Pure Science ) Yaitu pengetahuan yang sifatnya teoritis dan abstrak.


( Applied Scince ) Ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menerapkan ilmu pengatahuan tersebut dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan masyarakat.

Penggambaran mengenai kebudayaan suatu suku bangsa.

Nilai yang bersumber pada akal sehat manusia.

Nilai yang bersumber pada unsur perasaan (Estetika).

Nilai yang bersumber pada unsur kehendak (Karsa)


Nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu dari Tuhan)


Norma yang menuju kepada satu bentuk pebuatan dengan sanksi yang ringan terhadap pelanggarannya.

Norma-norma mulai dikenal, diakui, dihargai, dan kemudian ditaati (Institusionalisasi).

Norma-norma sudah mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.


Merupakan aturan-aturan yang memiliki sanksi-sanksi yang jelas, tujuannya adalah untuk mendorong bahkan menekan individu, kelompok, atau masyarakat secara menyeluruh untuk mencapai nilai-nilai sosial.

Norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat, sehingga anggota masyarakat yang melanggar adat akan menderita karena sanksi, yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan.

Proses belajar individu untuk mengenal dan ,menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial.

Media awal dari suatu proses sosialisasi kelompok terkecil masyarakat.

Adalah kelompok remaja yang terkenal karena kesamaan latar belakang sosial, sekolah, daerah, dan sebagainya.

Alat komunikasi yang dapat menjangkau masyarakat secara luas.

Merupakan sosialisasi pertama yang dialami individu sewaktu kecil.

Merupakan tahapan lanjutan setelah sosialisasi primer.

Yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan Resosialisasi.

Yaitu pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial.

Ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang mandiri.

Yaitu unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang disebut Attitudes.


Yaitu unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-keyakinan atau anggapan-anggapan yang bersifat mudah atau dapat ditinjau kembali dikemudian hari (Fleksibel).

Proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai kurang lebih pada usai 1-2 tahun yang ditandai dengan saat-saat seorang anak mengenal dirinya.

Merupakan fase perkembangan dimana rasa ego yang telah dimiliki seorang anak mulai berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulannya.

Disebut juga fase kedewasaan yang berlangsung kurang lebih pada usia antara 25-28 tahun.

Sikap permanen dan tidakpernah berubah dikemudian hari.

Proses belajar tidak semata-mata melalui pola meniru tetapi lebih kepada pola menyesuaikan diri.

Bersifat kebendaan, melihat sesuatu dari sudut pandang materi.

Segala yang diciptakan oleh tuhan atau kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi.

Proses komunikasi yang berlangsung secara lisan (buku tertulis)

Sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; atau budi pekerti yang dimiliki seseorang.


Cita-cita dan nilai-nilai sosial yang dihayati seseorang dan membentuk hati nurani.

Konsepsi individu tentang dirinya.

Bersifat atau bernafsu menyerang.

Perilaku yang diekspresikan oleh seseorang atau beberapa orang anggota masyarakat secara sadar dan tidak sadar.

Penyimpangan yang sifatnya temporer atau sementara dan hanya mempengaruhi sebagian kecil kehidupan seseorang.

Perbuatan dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang.

Penyimpangan yang dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan meyimpang dari norma-norma yang berlaku.

Penyimpangan yang dilakukan secara kelompok dengan melakukan tindakan-tindakan meyimpang dari norma-norma yang berlaku.

Penyimpangan yang disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan situasional/sosial diluar individu, dan memaksa individu berbuat menyimpang.

Suatu sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus yang semuanya berbeda dengan situasi umum.

Suatu sikap yang bertentangan dengan norma dan nilai.

Penyimpangan yang berdampak positif karena mengandung unsur inovatif, kreatif, dan alternatif.

Penyimpangan yang cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan buruk.

Perilaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat auntuk mencapai tujuan tersebut atau cara konvensional dan melembaga.

Perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan oleh masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang oleh masyarakat.

Perilaku yang telah meninggalkan tujuan budaya, tetapi masih tetap berpegang pada cara-cara yang telah berpegangan pada cara-cara yang tgelah digariskan oleh masyarakat.

Perilaku yang meninggalkan, baik tujuan konvensional maupun cara pencapaiannya.

Penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru.

Merupakan salah satu bentuk penyimpangan dan pelanggaran norma-norma dalam kehidupan masyarakat.

Merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap nilai norma, pelanggaran terhadap aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Semua perbuatan penyelewengan norma-norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran dalam masyarakat yang dilakukan oleh anak muda.

Lingkungan keluarga yang tidak harmonis.

Perilaku seksual yang cenderung tertarik pada seseorang yang berjenis kelamin sama atau sejenis.

Perilaku seseorang yang cenderung mengubah karakteristik seksualnya.

Kepuasan seksual yang diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya.

Seseorang membiarkan disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual.

Perilaku seksual yang memperoleh kepuasan seksual dengan cara memperlihatkan alat kelamin kepada orang lain sesuai kehendaknya.

Perilaku seksual yang memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi, bahkan berhubungan seksual.

Perilaku seksual yang disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (Breast Holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang meningkatkan hasrat dorongan seksualnya.

Yaitu orang tua tidak menunjukan perilaku menolak anak, anak tidak diharapkan, meninggalkan anak, memanggil nama anak dengan sebutan tidak berharga dan bahkan mengambing hitamkan anak sebagai penyakit/masalah keluarga.

Orang tua tidak menunjukan kedekatan dengan anaknya dan tidak menyukai anak-anak atau orang tua hanya secara fisik saja bersama-sama anaknya.

Orang tua tidak menginginkan anaknya beraktivitas secara profesional bersama-sama rekan-rekan sebaya.

Orang tua yang mengkritik secara tidak proporsional, menghukum, mengolok-olok, dan mengharapkan anak memiliki kemampuan seperti yang diinginkan orang tua.

Yaitu orang tua mengajarkan yang salah (melanggar hukum) pada anak.

Suatu bentuk ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang membahayakan kehidupan masyarakat.




Hubungan dan pengaruh timbal balik antar individu, antara individu dan kelompok, dan antar kelompok.

Sekumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial tertentu dalam waktu yang cukup lama.

Segala sesuatu yang dianggap baik dan benar aoleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang diidam-idamkan.

Yaitu susunan masyarakat secara komprehensif yang menyangkut individu-individu, tata nilai, organisasi sosial dan struktur budayanya.

Orang yang ahli didalam ilmu kemasyarakatan (ilmu sosial).

Tindakan atau hukum untuk memaksa orang mepati perjanjian, ketentuan, undang-undang.

Sikap dan perasaan yang diterima oleh masyarakat sebagai dasar untuk merumuskan apa yang benar dan penting.

Pengabdian terhadap agama, kesolehan.














Read More...

Maret 20, 2009

Mencari Sahabat Yang Hilang

Dulu saya pernah punya sahabat namanya:EDWARDO SIANTURI (E D O )
KELAHIRAN :SIBORONG BORONG/ TAPUT.
UMUR SEKITAR 41 TAHUN.
DIA PERNAH KULIAH DI S T I K [JAMBI]


Dulu saya pernah punya sahabat namanya:EDWARDO SIANTURI (E D O )
KELAHIRAN :SIBORONG BORONG/ TAPUT.
UMUR SEKITAR 41 TAHUN.
DIA PERNAH KULIAH DI S T I K [JAMBI]
Informasi terakhir yang saya ketahui dia pernah tinggal/kerja di JLN PROF. MOH. YAMMIN
NO;63.SIMPANG KAWAT JAMBI.dan pernah juga tinggal di SEI BATANG HARI JAMBI.
tanggal 17 agustus 2003 kita pernah ketemu di JAKARTA selama tiga hari.selama setahun kita msh berkomunikasi sampai tgl 17 august 2004.dan akhirnya saya tdk tau lg dimana tmn sy ini berada. bagi yg mengetahui ataupun pernah kenal, tolong meghubungi saya NANA di JAKARTA ( hp 0812 89 379022 ).Dan kalau kebetulan Bang Edo membaca surat sy ini , pasti Bang Edo ingat MONAS tempat kita bertemu dulu. Trimakasih
Read More...

Maret 01, 2009

LINGKUNGAN HIDUP

Semakin memburuknya kondisi Bumi kita ini, sangatlah memperhatikan, maka dengan itu saya ingin memposting tentang lingkungan, agar kita sama – sama belajar mencintai alam ini. A. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai:
1. Daerah di mana sesuatu mahluk hidup berada.
2. Keadaan/kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup.
3. Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup, terutama:

Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar mahluk hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan mahluk hidup untuk bertahan hidup.

Gabungan dari kondisi sosial and budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu mahluk hidup atau suatu perkumpulan/komunitas mahluk hidup.

Istilah lingkungan dan lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama.
Lingkungan hidup dibedakan menjadi dua macam,yaitu lingkungan hidup alamiah dan lingkungan hidup binaan .

1. Lingkungan hidup alamiah
Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya baik fisik, biologis maupun berbagai proses alamiah yang menentukan kemampuan dan fungsi ekosistem dalam mendukung prikehidupan.
Salah satu contoh lingkungan hidup alamiah adalah hutan primer.Di dalam lingkungan alamiah itu terjadi interaksi antar komponen lingkungan, pertukaran energi dengan materi, serta pergantian (sukses) komunitas tumbuhan dan hewan sebagai respon terhadap perubahan lingkungan yang ditimbulkan oleh peristiwa alam.peristiwa-peristiwa alam tersebut antara lain gempa bumi,kebakaran hutan, banjir, dan perubahan iklim.

2. Lingkungan Hidup Binaan
Lingkungan hidup banana adalah lingkungan hidup alamiah yamng sudah didominasi oleh kehadiran manusia.
Lingkungan hidup buatan bersifat labil karena tingkat heterogenitas organisme hidup didalamnya rendah. Oleh karena itu, untuk mempertahankan bentuk lingkungan hidup tersebut perlu diberi bantuan energi dari luar oleh manusia. Contoh lingkungan hidup binaan adalah sawah dan tempat wisata alam pantai.

B. Kualitas Lingkungan Hidup

Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun dalam perbincangan itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran, erosi, dan banjir. Apa yang dimaksud dengan kualitas lingkungan. Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya.






Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya yaitu :
a. Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.

b. Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.

c. Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.

C. Keterbatasan Ekologis Dalam Pembangunan

Planet bumi yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang biak memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Dalam perkembanganya pada organisme mengalami seleksi alam, misalnya telur ikan yang beribu-ribu itu dari induknya, yang dapat hidup terus hingga dewasa hanya beberapa ekor saja. Semua hewan dan tumbuhan cenderung untuk tumbuh bereproduksi dan mati, sampai dikurangi oleh pengaruh lingkungan, faktor yang mula-mula menghentikan pertumbuhan dan penyebaran dari organisme disebut faktor pembatas. Hal ini terjadi pada makhluk hidup, sedangkan pada lingkungan hidup secara luas mempunyai keterbatasan. Lahan pertanian yang tadinya subur karena diolah terus menerus, maka kesuburannya menjadi berkurang. Apabila pada lahan tersebut penduduknya bertambah, maka “beban”nya menjadi bertambah pula karena dipacu untuk memproduksi melebihi kapasitasnya dengan cara diberi pupuk dan sebagainya. Sebagai akibat dari hal tersebut maka lahan itu mengalami penurunan kemampuan produksi ataupun yang disebut dengan deteriorasi lingkungan. Kondisi lingkungan yang dalam keadaan produktifitasnya optimal dan seimbang secara ekologi dikatakan dalam kodisi homeostatis. Deteriorasi lingkungan salah satunya ditandai oleh pemulihan produktifitas yang berjalan lambat.

D. Interaksi Unsur-unsur Lingkungan

Lingkungan hidup pada dasarnya terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
1. Komponen fisik (abiotik) seperti air, tanah, batuan, iklim dan sebagainya.
2. Komponen biotik seperti tumbuhan, hewan, dan jasaf renik (mikroorganisme).

Kedua komponen atau unsur di atas tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi memiliki keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya. Perubahan pada salah satu unsur akan memberikan pengaruh pada unsur yang lain. Jadi lingkungan hidup itu merupakan suatu sistem yang didalamnya terdiri dari berbagai subsistem. Subsistem itulah yang dinamakan dengan unsur atau komponen lingkungan hidup.
Hubungan antara manusia dengan lingkungannya berlangsung karena manusia membutuhkan bantuan lingkungan untuk hidupnya seperti air untuk minum, makanan, pakaian, rumah, bahkan oksigen untuk bernapas yang kesemua bahan-bahannya di dapat dari alam. Ketika jumlah manusia masih sedikit, hubungan antara manusia dengan lingkungannya berlangsung seimbang bahkan ada kesan bahwa persediaan sumber daya lama tidak akan pernah habis. Namun ketika jumlah manusia makin banyak, sementara jumlah sumber daya alam relatif tetap, maka kelangsungan hidup manusia mulai terancam, akhirnya muncullah berbagai anjuran dan himbauan untuk menghemat dan mengkonservasi sumber daya alam. Pada tahapan ini lalu muncul komponen lain yang ikut mempengaruhi kehidupan ekologi yaitu komponen budaya manusia.
Sebagai contoh pada jaringan interaksi unsur-unsur lingkungan misalnya hutan sebagai salah satu faktor ekologi dalam sistem pendukung kehidupan. Hutan melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen yang kita perlukan untuk pernapasan kita. Apabila proses fotosintesis terhenti atau menurun dengan drastis karena hutan atau tumbuhan pada umumnya habis atau sangat berkurang, kandungan oksigen di udara akan menurun dan kehidupan kita akan terganggu. Hutan juga mempunyai fungsi hidro-orologi, yaitu melindungi tata air dan tanah dari erosi. Kerusakan hutan akan mengakibatkan rusaknya tata air dan terjadinya erosi tanah, yang berarti menurunkan produksi dan menambah biaya produksi serta mengurangi pendapatan para petani. Rusaknya hutan juga mengakibatkan pendangkalan sungai, waduk, dan saluran irigasi, menurunkan produksi ikan, dan memperbesar bahaya banjir.

E. Konservasi Lingkungan

Konservasi dalam arti sederhana adalah pengawetan, perlindungan, atau penyelamatan sumber daya alam. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990. Konservasi adalah pengelolaan sumber daya lingkungan yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.






Wilayah-wilayah yang perlu dilakukan konservasi antara lain sebagai berikut :
1. Pantai
Wilayah pantai dan hutan bakau penting untuk kelestariannya guna kelangsungan ekosistem yang ada.
2. Vegetasi Rawa dan Hutan Rawa Air Tawar
Melalui pengeringan, kedua kawasan vegetasi itu mudah sekali dijadikan sawah sehingga sehingga dengan sendirinya kawasan vegetasi itu dapat cepat berkurang, terutama dengan pertambahan penduduk yang juga sangat cepat.
3. Lahan Gambut
Lahan gambut merupakan ekosistem yang unik di daerah tropika dan berkembang dengan baik di Kalimantan dan Sumatra.
4. Hutan Kerangas
Hutan kerangas merupakan tipe hutan yang khas dan terdapat pada jenis tanah pasir-podsol terutama di kalumantan.
5. Hutan Dataran Rendah
Hutan dataran rendah merupakan hutan yang paling kaya dan yang paling terancam di antara tipe-tipe hutan yang ada karena pengusaha dan perladangan liar.
6. Hutan Musim
Vegetasi di daerah iklim muslim mudah sekali terbakar pada musim kemarau dan tanahnya biasanya sangat subur.
7. Hutan Pegunungan
Sangat menguntungkan bahwa vegetasi dan hutan pegunungan terdapat di daerah yang terjal dan sukar di capai.

F. Pelestarian Lingkungan Hidup
Usaha Pelestarian Kekayaan Alam dan Lingkungan karena tekanan penduduk yang besar terhadap lingkungan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, pada saat ini banyak terjadi berbagai kerusakan lingkungan yang harus segera ditangani agar tidak bertambah parah.


1. Pelestarian Hutan
Hutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga kelestarian ekosistem dan manusia.Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan hutan antara lain danjir,tanah longsor,kekeringan,dan berkurangnya persediaan air tanah. Fungsi hutan secara ekologi :
a. Hutan merupakan paru-paru dunia.
b. Hutan dapat menahan erosi.
c. Hutan merupakan habitat bagi kelestarian flora dan fauna yang ada didalamnya.

2. Pelestarian Sumber Daya Air
Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan karena mempunyai berbagai macam fungsi,antara lain untuk mandi,mencuci,dan minum.Cara melestarikan sumber daya air yaitu dengan tidak melakukan penyedotan air tanah secara berlebihan dan tidak membuang limbah ke badan-badan air.

3. Pelestarian Sumber Daya Tanah
Tanah merupakan sumber daya alam yang terpenting karena kehidupan di permukaan bumi bertumpu pada tanah.Upaya pengolahan tanah yang baik dan benar agar kesuburan serta produkvitas tanah dan air dapat terjamin.

4. Pelestarian Udara
Tanpa udara semua makhluk hidup tidak akan bertahan karena udara merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan.

Untuk mengurangi terjadinya pencemaran udara beberapa upaya yang dapat dilakukun antara lain sebagai berikut:
a. Memperkecil penghamburan dan penggunaan energi di pabrik dan mobil.
b. Menggunakan energi selain minyak bumi.
c. Mengurangi penggunaan mobil pribadi dan mengutamakan angkutan masal.
d. Menggunakan kendaraan yang irit bahan bakar.



Read More...

Resep Ramuan Umpan Mancing Ikan Mas

Ada berbagai macam Resep Umpan Ikan Mas yang ditampilkan disini, resep-resep ini saya kumpulkan dari berbagai situs/blog/forum.
Anda bisa mencoba ber-experiment untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Tips memancing ikan mas:
Ibaratkan saja anda ingin memenangkan pertempuran melawan ikan mas, maka untuk itu sebaiknya anda perlu menyusun strategi pertempuran sbb :
• Kenali kebiasaan/sifat2 ikan mas.
• Kenali dulu lokasi tempat anda memancing
• Kenali jenis umpan apa yang paling disukai ikan mas di lokasi tersebut
• Jenis Air termasuk warna atau bau air, apakah air deras atau empang biasa.
Informasi yang anda dapatkan itu akan meningkatkan peluang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.


Read More...